Mahardika

Rabu, 01 September 2010

setelah baca beberapa kutipan,serta artikel yang dibuat para penulis,hanya untuk mencari apa saja yang dibutuhkan oleh penulis dan cara menyalurkannya,kini saya memberanikan diri untuk menulis di blogger cerita kehidupan saya dan sebagai awal tulisan saya dimedia online.

Mahardika lahir pada bulan Maret,tanggal 17 ditahun 1993,singkat padat profil saya.tinggal di Jawa barat,Bogor,parung bernaung dirumah sederhana yang hingga kini aku sebut dengan singgasana,anak kedua dari lima bersaudara,

dimulai dari abangku,waktu SMP dia terkenal dengan si anak cerdas,dan memang tak dapat dipungkiri bahwa ia pernah mendapatkan rangking pertama dikelasnya waktu SD.
tak sampai situ saja kemampuannya,diapun bersedia berkesinampungan kerja membantu orang tuaku,ayah merekomendasikan sekolah di STM SASMITA JAYA wah pada jamannya abangku itu sekolah yang ternama didaerahku.namun keterpurukan hinggap padanya pada saat ia memasuki sekolah itu pada saat itu dia mulai mengenal "bothi,jujur saja aku tak begitu mengenal dengan obat yang seperti itu.dari kabar yang ku cari dan ku dengar semacam obat terlarang (NARKOBA).disitulah "permainan" dimulai,dikeluarkan dari sekolah.

hanya sampai situ...? tidak !. itu berkelanjutan hingga suatu hal yang paling buruk berdampak pada keluarga kami,pada awalnya kukira akan membuat jera karena dikeluarkan dari sekolah jujur ajanya abangku akhirnya putus sekolah karena orang tuaku sudah cukup kecewa dengan perbuatannya itu. lalu bagaimana kelanjutannya...?
iapun bekerja dengan orang tuaku mulai dari sekedar bantu-bantu hingga menjadi kepercayaan,namun parahnya masa-masa ia STMpun kembali,entah apa yang dilakukan hingga diulangi lagi masa-masa itu,bahkan lebih buruk ! kenapa tidak...? bukan bhoty yang menjadi kelas permainannya,namun sudah menjadi kelas berat ganja !,tindakan inipun sudah jelas menjadi tindak pidana.

ayahku mulai menaruh curiga pada saat ketidak fokusnya abangku bekerja dia mengelolanya dengan buruk,bahkan konsentrasinya minus sekali. tak lama terdengar kabar bahwa abangku sering "kelunyuran" sama pergaulan-pergaulan yang tidak baik,namun ayahku entah mengapa merasa menaruh kenyakinan bahwa anaknya itu sudah dewasa,serta tahu pilihan yang benar (tak lama aku tahu ayahku melakukan ini karena rekomendasi dari ibuku loh).ternyata tak lama dari tanda yang mencurigakan itu orang tuaku tak beda sikapnya seperti orang yang tersambar petir,wow..! shock setengah mati mengetahui abangku tertangkap dibengkelnya yang tadinya dikelola ayahku.

setelah diperdalam informasi tersebut ternyata benar saja,abangku sudah berada dipolres sawangan,depok,Jawa barat... ! dengan penampakan dan kenyataan yang ada pada saat itu,sudah dapat dipastikan bahwa abangkulah yang menjadi terdakwa.

"menurut kesaksian salah seorang tersangka narkoba,dia mendapatkan barang itu dari anak Bapak/Ibu" ujar seorang polisi sambil menerangkan mengapa ia (abangku) bisa tertangkap,dikuatkan pernyataan polisi sebut dengan barang bukti yang terdapat pada abangku pada saat itu sekisar 3 sampai 4 ampel,dan disinilah semua keterpurukan dimulai.

dimulai dari perbincangan ayahku ke rekannya untuk meminta keringanan pada kasus yang menimpa abangku pada saat itu.karena rekan ayahku ini bekerja di bidang instansi hukum atau lebih jelasnya dia adalah seorang pengacara.

bukan keringan ataupun bahkan perubahan yang drastis pada hukuman yang menjerat abangku,namun sialnya pengacara itu menipu ayahku,ironis sekalinya padahal sudah jelas melihat abangku dan keluargaku sedang berada dalam masalah kronis,anehnya makin ditambah lagi dengan perbuatannya,tahu apa dampak dari penipuannya tersebut...? dengan mengiming-imingi keringanan hukum pada abangku,dengan balasan uang jasa plus,pada saat itu ia meminta Rp 10.000.000,- namun baru dibayar 70% dari permintaannya,karena sesuai dengan kesepakatan sisanya dapat diraih jika telah sukses melakukan balas jasanya tersebut.tak sesuai harapan,pengacara itu lari dari pertanggung jawabanya.tak henti dari itu saja perjuangan orang tuaku untuk membela anaknya walaupun mereka tahu.anaknya itu jelas pada posisi yang salah.

harta Cash habispun tak menutup jalan usaha mereka,mulai dari menjual tanah,motor,mobil,hingga rumah (jadi ingin menangis inget pada saat itu),jalur apa yg dibenak kalian yang kini kami gunakan? tepat...! membayar remisi tahanan.jelas itu tidaklah murah...? (walau hingga kini diriku masih terheran-heran ke Kas negarakah uang tersebut...? atau ke Kas masing-masing pihak...? dan jelas audit kas negara tersebut untuk hal yang benar... ?).

tak sia-sia perjuangan kedua orang tuaku,hanya 1 tahun lewat 3 bulan saja abangku menjalani masa-masa tahanannya. berakhir...?! belum...! terbesit pada pikiranku dan kini menjadi prinsip hidupku,aku berdalil bahwa tak pernah ku anggap ia (abangku) adalah sanak saudaraku.

ia (abangku)pun mulai bekerja kembali dengan orang tuaku,cemburu dan emosional kepadanya tumbuh diraga ini.cemburu...? beri saya waktu sebentar untuk terangkan mengapa saya tuliskan kata cemburu.jadi singkat cerita kurang lebih seperti ini.

beranjak dewasapun aku mulai membantu-bantu usaha orang tuaku,tapi lanjut bentarnya disambung lagi,dah ngantuk....!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Quam un skeptic

Samged familie

Faucibus tincidunt